NERACA
Jakarta – PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) bersama dengan PT Milko Beverage Industry mendirikan perusahaan patungan, PT Kalbe Milko Indonesia yang bergerak dalam industri makanan dan minuman kesehatan.
Kata Sekretaris Perusahaan Kalbe Farma Vidjongtius, perjanjian usaha patungan ini perseroan memiliki 51% kepemilikan saham dan sisanya sebanyak 49% dimiliki Milko Beverage Industry, “Kerjasama usaha patungan ini sudah ditandatangani kedua belah pihak dengan nilai investasi untuk perusahaan baru ini mencapai Rp100-150 miliar,”ungkapnya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (3/7).
Dia menjelaskan, transaksi ini bukan merupakan transaksi material. Selain itu, transaksi ini juga bukan termasuk transaksi afiliasi atau transaksi yang mengandung benturan kepentingan.
Menurutnya, niat Kalbe Farma untuk masuk ke pasar makanan dan minuman kesehatan tampaknya tidak setengah-setengah. Pasalnya, Kalbe Farma, sebelumnya juga menyatakan akan mengakuisisi PT Hale International, perusahaan Indonesia yang bergerak dalam bidang produksi minuman kesehatan. Untuk akuisisi ini, nilai transaksi ditaksi bernilai sekitar Rp 100 miliar.
Kemudian Vidjongtius menjelaskan, perjanjian pengambialihan bersyarat (contional sale and purchase agreement) atas 100% saham Hale tersebut sudah ditandatangani pada Rabu 30 Mei. Saat ini, perseroan sedang melakukan finalisasi atas transaksi tersebut yang diperkirakan akan selesai pada beberapa bulan mendatang.
Pengambialihan tersebut sejalan dengan strategi perseroan untuk memperkuat portofolio produk Kalbe dalam segmen minuman kesehatan. Pada kuartal I-2012, Kalbe Farma meraup laba bersih sebesar Rp 403 miliar. Nilai tersebut tumbuh 27,7% dibanding laba pada periode sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 315,91 miliar.
Pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh peningkatan laba sebelum pajak. Atas kinerja positif tersebut, laba bersih per saham juga meningkat menjadi Rp 43 per lembar saham, dari posisi kuartal I-2011 yang sebesar Rp 34 per lembar saham.
Naiknya laba tersebut juga dipengaruhi oleh tumbuhnya penjualan bersih dari Rp 2,3 triliun pada triwulan I-2011 lalu menjadi Rp 3 triliun pada triwulan I-2012. Dari total penjualan tersebut, divisi distribusi dan logistik memberikan kontribusi terbesar, yaitu sebesar 37% atau setara dengan Rp 1,1 triliun. Sementara divisi produk kesehatan menyumbang 15% penjualan dengan nominal sebesar Rp 464 miliar. (didi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar